Tentang Format ITB

FORMAT (Forum Mahasiswa Garut) ITB adalah sekelompok mahasiswa S1 ITB yang berasal dari Garut, mempunyai garis keturunan orang Garut, pernah tinggal, dan mempunyai kepedulian terhadap Garut. Dulunya FORMAT ITB hanya sebuah paguyuban, kemudian resmi menjadi organisasi pada tanggal....

Pesta Pendidikan 2013

Pesta pendidikan adalah rangkaian acara pengenalan bagi siswa SMA yang rutin dilangsungkan oleh FORMAT ITB[...]

Liburan Bersama FORMAT ITB

Setelah Rangkaian acara Pesta Pendidikan 2013, Format ITB mengadakan Tour bersama FORMAT, berlokasi di Batu Karas Pangandaran, para peserta yang merupakan panitia Pesta Pendidikan 2013 mengikuti[...]

If you are going [...]

BIUS ITB, Jaminan Akses Mahasiswa Kurang Mampu terhadap Pendidikan

Dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan akses pendidikan di Perguruan Tinggi yang terbatas untuk mahasiswa kurang mampu, pada tahun 2009 BIUS (Beasiswa ITB untuk Semua) didirikan. BIUS mengajak semua mahasiswa berprestrasi yang kurang mampu untuk dapat kuliah di ITB secara gratis. Pada awal dibentuk, yaitu tahun 2009, kampanye secara besar-besaran disebarkan lewat internet dan media sosial. Kampanye ini bertujuan agar siswa SMA di seluruh wilayah di Indonesia menget[.....]

Mahasiswa Harus Menjadi penemu Hebat

"Banyak contoh di dunia bahwa penemu-penemu itu berasal dari kalangan mahasiswa. Contohnya Microsoft,” kata JK dalam ceramah dengan tema ‘Ramadhan’s Great Metting‘ di Aula Timur kampus ITB, Ahad (14/7). Menurut JK yang kini menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesia ( PMI), penemuan tersebut tentunya harus memiliki manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.[...]

Tuesday, November 12, 2013

Masih adakah yang mengunjungimu, Rumahku?



Judul diatas, bernada pertanyaan yang aneh, prihatin dan menyedihkan. Rumah sejatinya adalah tempat tinggal seluruh anggota keluarga dimana didalamnya bisa dilakukan semua kegiata secara bersama-sama oleh semua anggota keluarga. Namun apa jadinya apabila rumah ditinggalkan oleh penghuninya? Satu persatu anggota keluarganya pergi, tentu akan serasa sepi, kurang asik, bahkan bisa disebut rumah hantu karena tak terurus. Semua orang mendambakan adanya rumah yang nyaman, hangat, menyenangkan dan menjadi tempat pertama berkembangnya setiap anggota keluarga sebelum melangkah keluar, sehingga tak jarang orang yang unggul diluar berawal dari keadaan rumah yang baik. Maka rawatlah rumah sebaik-baiknya dan jadikanlah tempat kembali dikala lelah untuk beristirahat.
Forum Mahasiswa Garut ITB (FORMAT) bisa dianalogikan sebagai ‘rumah’ bagi mahasiswa Garut yang sedang menuntut ilmu di ITB, karena hampir sebagian banyak massa FORMAT mengakui sebagai rumah keduanya. Analogi  lain adalah ‘keluarga’, yang memang dijadikan suatu sebutan khas dan akrab bagi sifat organisasi ini, yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dalam keberjalanannya. Tidak ada yang salah ketika menggunakan dua kata tersebut, dan memang semua masa merasakan dan mengakuinya bahwa FORMAT adalah rumah yang dihuni oleh suatu keluarga, mahasiswa yang berasal dari Garut. Jika mengingat lagi masa lalu, banyak kegiatan bersama yang dilakukan oleh massa FORMAT, seperti makan bareng, liburan bersama, ‘rabu meeting’, bahkan acara pengabdian bersama atas nama keluarga besar FORMAT. Dimana kegiatan tersebut tidak mungkin ada tanpa partisipasi semua massa FORMAT, sungguh merupaakkan keluarga yang hangat dan harmonis.

Ketika dibaca ulang judul dan paragraf pertama diatas, saat ini seakan mengintervensi dan bertolak belakang dengan keadaan FORMAT pada masa lampau, yang seakan-akan menjadi rumah yang ditinggalkan anggota keluarganya menjadi suatu organisasi yang sepi, gak asik, dan membosankan. Tidak ada lagi massa FORMAT yang peduli terhadap massa FORMAT lainnya, kegiatan yang sepi bahkan tak terlaksana, dan perumusan/musyawarah yang dihadiri oleh sebagian kecil massa FORMAT. Pertanyaannya sekarang apakah benar keadaan FORMAT sekarang seprihatin itu? Jawabannya ada pada benak dan argumentasi masing-masing massa FORMAT. Setiap orang pasti mempunyai jawaban dan alasan yang berbeda ketika menjawab peratanyaan itu. Ketika harus digeneralisir, hampir setiap orang merasakan hal yang sama yaitu FORMAT yang kaku dan tak menjadi prioritas. Apakah ada keluarga yang kaku? Pantaskah keluarga tidak menjadi prioritas? Jawabannya beragam pula. Sungguh hal yang sangat relatif dan abstrak ketika kita jauh dari kalkulasi matematis. Karena FORMAT memang bukanlah persoalan matematis yang bisa diasumsikan, dimodelkan dan didapat solusinya dengan bantuan mesin. Setiap masa mempunyai rasa, pilihan dan prioritas yang berbeda ketika berbicara FORMAT. Merupakan hal yang sangat disayangkan jika jadinya FORMAT seperti itu, suatu keluarga yang hangat dan harmonis kemudian hilang karena tak ada lagi yang memperdulikannya. Tentunya tak akan pernah ada satupun anggota keluarga yang menginginkan keadaan rumahnya seperti itu dan kehilangan anggota keluarganya.
            Dari semua perbedaan, hanya ada satu kesamaan diantara massa FORMAT yaitu mahasiswa S1 Institut Teknologi Bandung yang berasal dari Garut, mempunyai garis keturunan orang Garut, dan atau yang pernah tinggal dan mempunyai kepedulian terhadap Garut. Memang kita harus kembali menyatukan rasa dan pengakuan yang sama bahwasannya FORMAT ITB adalah ‘rumah’ dan ‘keluarga’, rumah adalah FORMAT dan anggota keluarganya adalah massa FORMAT sementara orang tua yang membuat rumah adalah kabupaten Garut, karena secara alamiah  dan logis FORMAT ada karena sebelumnya GARUT ada. Tidak ada pengecualian, Setiap anggota keluarga harus peduli terhadap rumahnya, ‘lebih baik disini rumah kita sendiri’. Berkaitan dengan kesibukan diluar, komunikasi dan dan rasa ingin kembali tetaplah harus ada. Tidak ada satu keluarga pun yang melarang anggota keluarganya untuk menjadi sukses diluar, pasti akan selalu dido’akan dan didukung oleh anggota anggota keluarga lainnya. Jika terdapat anggota keluarga yang hilang tanpa sebab, seisi rumah akan merasa kehilangan dan sangat sedih karena tak ada lagi keceriaan dan tingkahnya. Ketika anggota keluarga tak kembali, seisi rumah akan berupaya untuk membujuknya kembali atas dasar kepedulian bukan paksaan. Jika ada yang sudah berkeluarga dan mempunyai rumah sendiri, sehingga membuatnya lebih nyaman, pastilah anggota keluarga disini akan setia dan berharap menunggu kunjungannya.
Jangan biarkan anggota keluarga lain bersedih dan terbatas pergerakannya karena tak ada kabar dan kepedulian  dari anggota keluarga yang lain. Bayangkan keadaan rumah dan wajah ibu pertiwi apabila seperti itu, dia akan sangat menyayangkan kehangatan dan keharmonisan yang dulu telah terjalin kini tiada. Dan lebih bisa dibayangkan lagi senyuman ‘ibu pertiwi’ ketika melihat rumahnya makmur, ramai anggota keluarga yang mengunjunginya, berkegiatan besama-sama, penuh dengan keceriaan dan bisa melakukan pengabdian terhadapnya. Karena saya yakin keluarga disini sangat sayang dan peduli terhadap ‘ibu pertiwi’, untuk bisa mengabdi sebaik-baiknya guna membayar kebaikannya selama ini. Bukan atas dasar paksaan, semata-mata kewajiban, tanggungjawab seorang anggota keluarga melainkan atas dasar ketulusan dan kebaikan sebagai fitrah yang Allah anugrahkan kepada umatnya yang terbaik.

Sampurasun dulur............
Fauzy Faisal Awaludin AS F’11 – Teknik Kimia ‘11

Thursday, November 7, 2013

Allah Maha Baik Terhadap Hamba-HambaNya

Bandung, (FormatNews)-
Seseorang yang terpandang di kota Riyadh mengabarkan pada saya bahwa pada tahun 1376 H ada sekelompok penduduk wilayah Jabil pergi ke laut. Mereka bermaksud untuk mengangkap ikan . Selama tiga hari tiga malam, mereka tidak mendapatkan seekor ikan pun. Dan, mereka pun tidak meninggalkan shalat lima waktu. Pada saat yang sama ada sekelompok orang yang juga menangkap ikan , tapi mereka sama sekali tidak pernah bersujud kepada Allah, tidak pernah melakukan satu shalatpun namun mereka mendapatkan ikan yang banyak.
Kelompok yang pertama berkata, Subhanallah , kita shalat tapi tidak berhasil menangkap seekor ikan pun. Sementara mereka yang tidak pernah bersujud kepada Allah, lihatlah hasil tangkapannya..
Syetan pun membisikan kepada mereka untuk meninggalkan shalat. Dan bersambut, mereka pun tidak shalat Shubuh, lalu zhuhur pun ditinggalkan , juga Ashar. Setelah ‘Ashar mereka ke laut lagi dan ternayata berhasil menangkapi seekor ikan. Mereka menangkap ikan itu dan membelah perutnya. Ternyata di dalam perut ikan itu terdapat mutiara yang sangat mahal harganya. Salah seoerang dari mereka mengambil mutiara itu , membolak-baliknya dan mengamatinya. Dan dia pun berkata,” Subhanallah , pada saat kita taat kepada Allah kita tidak mendapatkan apa-apa, namun ketika kita durhaka kepadanya kita justru  berhasil. Seseungguhnya rezeki yang kita peroleh ini tidak wajar.”
Mutiara itu dilemparkannya ke laut seraya berkata,’ Allah akan menggantinya. Demi Allah, aku tidak akan mengambilnya karena kita telah berhasil setelah kita meninggalkan shalat. Marilah kita meninggalkan tempat ini yang telah membuat kita durhaka kepada Allah. Setelah tiga mil jauhnya mereka pun kembali  menangkap ikan di laut untuk kedua kalinya. Mereka berhasil  menangkap ikan Kun’ud. Perut ikan itu dibelah dan ternyata di dalam perut ikan itu terdap;at mutiara. Mereka berkata. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rezeki yang baik kepada kita,” Ini didapatkan setelah mereka kembali shalat, berdzikir kepada Allah dan minta ampunan kepada Allah.  Dan mereka pun mengambil mutiara itu.
Lihatlah bagimana keadaan mereka sebelumnya pada saat durhaka kepada Allah. Rezeki yang mereka dapatkan kotor. Kemudian setelah mereka dalam ketaatan,  rezeki yang kotor itu berubah menjadi harta yang baik.
“ Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka dan berkata,” Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia Nya dan demikian pula RasulNya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka….QS At Taubah : 59
Ini semua adalah kebaikan Allah, dan barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan mengantikan sesuatu yang lebih baik dari apa yang ditinggalkannya itu.
(eramuslim.com)

BIUS ITB, Jaminan Akses Mahasiswa Kurang Mampu terhadap Pendidikan

Bandung, (FormatNews) - Dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan akses pendidikan di Perguruan Tinggi 
yang terbatas untuk mahasiswa kurang mampu, pada tahun 2009 BIUS (Beasiswa ITB untuk Semua) didirikan. BIUS mengajak semua mahasiswa berprestrasi yang kurang mampu untuk dapat kuliah di ITB secara gratis. Pada awal dibentuk, yaitu tahun 2009, kampanye secara besar-besaran disebarkan lewat internet dan media sosial. Kampanye ini bertujuan agar siswa SMA di seluruh wilayah di Indonesia mengetahui bahwa ada kesempatan untuk kuliah tanpa biaya di ITB.

Hasilnya, pada tahun tersebut BIUS menerima 3170 aplikasi pendaftaran. Setelah diseleksi oleh panitia, maka 400 di antaranya dinyatakan lolos. Siswa SMA yang lolos ini dipanggil untuk mengikuti ujian masuk ITB di Bandung, dengan semua biaya transportasi dan akomodasi ditanggung oleh panitia. Calon mahasiswa hanya harus menyiapkan fisik dan mentalnya untuk mengikuti ujian masuk. Bahkan, setelah ujian selesai, calon penerima BIUS diajak jalan-jalan menikmati keindahan Kota Bandung. Dari hasil ujian masuk ITB, 40 orang dinyatakan lolos dan resmi menjadi mahasiswa ITB sekaligus penerima BIUS.

BIUS menanggung semua biaya mahasiswa, mulai dari uang kuliah, biaya hidup, serta keperluan lain. Diperkirakan biaya yang dibutuhkan bagi seorang mahasiswa ITB untuk kuliah hingga lulus selama 4 tahun di ITB adalah 110 juta rupiah. Selain dipenuhinya kebutuhan finansial, para penerima BIUS juga mendapatkan bimbingan khusus sebagai bekal untuk kehidupannya kelak, baik selama menjadi mahasiswa maupun setelah lulus nanti. Mereka mendapatkan pelatihan soft skill, seperti diajak untuk bertemu dengan orang-orang hebat, wakil presiden, gubernur, entrepreneur, serta para alumni ITB yang inspiratif. Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan kepemimpinan dari Betti Alisjahbana, penguatan Bahasa Inggris, didorong untuk aktif di kegiatan kemahasiswaan, serta diberi kesempatan untuk magang di perusahaan-perusahaan.

Hasilnya, penerima BIUS tidak hanya memiliki nilai akademik yang tinggi, namun juga aktif di kemahasiswaan ITB. Bahkan pada Bulan Juli lalu, 13 orang angkatan pertama BIUS lulus dengan prestasi memuaskan, yaitu dengan Indeks Prestasi Kumulatif di atas 3.00. Sedangkan pada Bulan Oktober nanti, 21-24 penerima BIUS yang lain akan menyusul.

Hingga tahun ini, BIUS masih aktif memberikan beasiswa bagi seluruh mahasiswa ITB yang berprestasi dan kurang mampu. Pada tahun 2010, BIUS menerima 61 orang, sedangkan tahun 2011 BIUS menerima 100 orang. Pada tahun 2011, BIUS terintegrasi dengan Beasiswa Bidik Misi yang mulai diberlakukan oleh pemerintah. Karena terintegrasi, maka BIUS hanya menganggarkan 40 juta rupiah per anak hingga lulus, sementara sisanya telah tercover oleh Bidik Misi. Pada tahun 2013, ITB menerima mahasiswa Bidik Misi sebanyak 800 orang, atau sekitar 22% dari total mahasiswa yang diterima. Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 12 tahun 2012 yang mewajibkan Perguruan Tinggi Negeri untuk mencari dan menjaring calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi dan calon mahasiswa dari daerah terdepan, terluar dan tertinggal untuk diterima paling sedikit 20%.

BIUS dapat terus berlanjut dengan bantuan dari pada donatur. Donatur utama untuk BIUS, di antaranya Medco Group, Yani Panigoro, PT Persada Capival Investama, PT Daya Adicipta Mustika, PT KAI, Benny Subianto, Pertamina, Adaro, Teddy Rahmat, Bank Mandiri, Chefron, Adira Finance, Newmont, Haminanto, Muhammad Basyah, Iman Taufik, Santi Pusposucipto, Betti Alisjahbana, Santi Retnoningsih, Chandra Jinata, dan  lain-lain. Selain itu, beberapa kelompok alumni ITB ikut serta mendonasikan bantuannya untuk keberlangsungan BIUS, yaitu IA-ITB Perth, SC Barat, IA-ITB Qatar, IA ITB Kalimantan Timur, LFM ITB, Teknik Lingkungan angkatan 1995, Paguyuban angkatan 1989, dana kolektif kuya 2000, Planologi Angkatan 1996. Donatur perorangan dari para alumni lainnya juga ikut menyumbangkan dananya sebagai wujud kepedulian mereka akan dunia pendidikan.

Betti Alisjahbana, yang memegang peran penting dalam suksesnya program BIUS ini berpesan kepada calon-calon mahasiswa di seluruh Indonesia. "Jangan khawatir untuk mendaftar di ITB. Ada banyak peluang untuk mendapatkan beasiswa di ITB. Selain itu, besarnya UKT juga disesuaikan dengan kemampuan keluarga. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan," pesan Betti.
(referensi: itb.ac.id)

Tempat wisata di kabupaten Garut

Bandung (FORMATNews) - Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki eksotisme dan keindahan alam yang cukup memesona. Kota yang terkenal dengan kuliner dodol dan gunung papandayannya ini memiliki beberapa tempat wisata yang cukup menarik, diantaranya :
Puncak Gunung Papandayan , salah satu tujuan wisata di Garut
Taman Satwa Cikembulan
Objek wisata ini berada di Kecamatan Kadungora, jaraknya sekitar 2 kilometer dari jalan Raya Bandung-Garut untuk menuju kawasan ini. Tempat ini tidak jauh berbeda dengan kebun binatang pada umumnya. Koleksi hewan yang ada di sini berupa jenis burung, Reptil, primata, mamalia dan kucing besar seperti harimau dan macan.

Situ Cangkuang
Jaraknya tidak jauh dari Taman Satwa Cikembulan, untuk menuju kawasan ini juga tidak terlalu sulit. Dari alun-alun Leles, langsung belok kiri. Tempat ini menyuguhkan petualangan wisata yang cukup komplit yakni menyusuri danau dengan menggunakan rakit bambu. Di tengah danau terdapat pulau yang didalamnya berdiri sebuah Candi Hindu peninggalan abad ke XVII juga terdapat perkampungan adat yaitu kampung Pulo yang masih memegang teguh adat istiadat karuhunnya yakni agama Islam.

Taman Rekreasi dan pemandian air panas
Bergeser tiga kilometer dari Leles yakni di kecamatan Tarogong, terdapat objek wisata Cipanas. Tempat ini menarwarkan banyak pemandian air panas yang airnya berasal dari Gunung Api Guntur. Pemandian ini berada disini berupa kolam dan waterboom. Tak hanya itu, di tempat ini juga banyak berjejer penginapan dan hotel dengan dilengkapi fasilitas kamar air panas. Tidak sulit untuk menjangkau tempat ini, dari jalan raya Bandung-Garut tinggal belok kanan sekitar 2 kilometer. Jalannya cukup bagus.

Situ Bagendit
Setelah bermandi air panas, pengunjung bisa berbalik lagi menuju ke arah timur. Sekitar 5 kilometer dari Cipanas, terdapat Situ/Danau Bagendit yang terletak di Kecamatan Banyuresmi. Tempat ini menyuguhkan hamparan air dengan beckground pegunungan. Fasilitas yang tersedia di kawasan ini yaitu penyewaan 60 buah rakit dengan tarif Rp.25.000/15 menit, 11 buah sepeda air dengan tariff Rp.10.000/15 menit yang dalam kondisi yang baik. Terdapat pula beberapa bangku taman dan 6 buah shelter yang disewakan untuk pengunjung dengan harga Rp.3.000/jam. Terdapat juga kereta api mini dengan tarif Rp.2.000 dan kolam renang dikawasan Situ Bagendit ini.

Pemandian Air Panas Darajat
Kawasan darajat ini berada hampir 1.000 meter diatas permukaan laut. Waktu tempuh normal untuk menuju kawasan ini dari Garut kota sekitar 1 jam. Para pengunjung akan menyusuri jalan meliuk dan mananjak. Di kanana kiri jalan diapit hamparan sawah, menjelang tiba di lokasi objek wisata pipa-pipa besar dan instalasi energi panas bumi milik PT Chevron akan mengapit jalan. Dari tempat ini akan pengujung dapat menyaksikan indahnya kota dodol.
Dengan udara yang cukup dingin, para pengunjung dapat menikmati waterpark dengan air panas yang berasal dari Kawah darajat yang merupakan bagian dari barisan gunung Api Papandayan. Di tempat ini sedikitnya terdapat tujuh buah waterpark yang bisa dipilih untuk menikmati kehangatan dengan keluarga.

Talaga Bodas
Kawah Talaga Bodas berada 8 km dari ibu kota kecamatan Wananraja atau 20 km arah timur dari kota Garut dan 83 km dari Bandung. Kawah Talaga Bodas memiliki luas 23,85 ha dan berada di ketinggian 1.512 m di atas permukaan laut. Pengunjung bisa menikmati wisata tracking, hiking, fotografi, piknik, atau sekedar jalan- jalan dan refresing saja.

Kawah Papandayan
Kawah Papandayan berada di ketinggian 2170 m di atas permukaan laut. Luas kawasan ini secara keseluruhan 7132 Ha, yang terdiri dari Cagar Alam dengan luas 6807 Ha dan Taman Wisata Alam 225 Ha. Papandayan ini terdapat banyak kawah yang aktif, yang diantaranya ada 4 kawah yang meletus pada tahun 2002 yaitu Kawah Baru, Kawah Nagklat dan Kawah 2002
 (referensi: tempo.co)

    • Popular
    • Categories
    • Archives