Wednesday, February 26, 2014

Melenggang di Panggung Bak Model Kenamaan








 SERATUS ekor lebih, domba asal Garut, Tasikmalaya, Bandung, Sumedang, dan daerah lainnya mengikuti ajang bertajuk “Domba Catwalk Mapay Situ Bagendit” Sabtu, (22/02/2014).
Domba-domba pilihan itu dituntun pemiliknya sambil dipayungi wanita cantik. Satu per satu berjalan di atas karpet merah di atas panggung yang membentuk hurup T. Persis seperti pertunjukan para model yang memeragakan busana.
Domba- Domba itu tampil dengan pakaian khusus, mulai dari rompi, kaca mata, bando, mahkota hingga Batik Garutan memperlihatkan kegagahan dan keanggunannya.

Menurut Ketua Panitia, Deni Rinjani, atraksi seni sebagai salah satu tontonan alternatif daya tarik wisata di Kabupaten Garut, dan sengaja digelar di kawasan wisata Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, sebagai salah satu bentuk kepedulian atau “ngamumule” Situ Bagendit, yang saat ini kondisinya sudah memperihatinkan

karena hampir seluruh permukaan air situ tertutup hamparan tanaman eceng gondok dan tanaman air liar lainnya.
“Kegiatan Domba Catwalk ini pun dalam rangka memeringati Hari Jadi Garut ke-201, dan diharapkan masyarakat mengetahui langsung kondisi Situ Bagendit yang memang sangat butuh perhatian dari semua lapisan masyarakat,” kata Deni usai acara. Rinjani pun menuturkan, Domba Catwalk tahun ini sudah ke 6 kalinya digelar.
“Dan baru kali ini digelar di luar Garut kota. Biasanya kami laksanakan di alun-alun Kota Garut. Namun mulai tahun ini akan digelar secara bergantian di daerah, Insya Alloh tahun depan di Pantai Ranca Buaya sekaligus acara pisah wilayah Kabupaten dengan Garut Selatan,” katanya.

Acara itu selain ditonton ribuan warga juga para Kepala Dinas Pemkab Garut, juga ikut hadir Bupati Garut, Rudi Gunawan, wakil Bupati Helmi Budiman, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Iman Alirachman.

Sementara itu, Camat Banyuresmi, Ahmad Mawardi berharap kegiatan ini sebagai salah satu upaya ikut serta membantu pemerintah melestarikan Situ Bagendit salah satu obyek wisata unggulan di Garut yang saat ini kondisinya masih memperihatinkan.

Namun, acara yang meriah itu sempat diprotes sejumlah ibu-ibu yang hadir. “Kahoyong mah taun payun, gadis-gadis cantik yang membawa payung mengiringi peserta pakaiannya pakai kebaya saja, biar pas dengan budaya Garut. Dikebaya pakai kaca mata hitam juga nggak jadi masalah, justru lebih modis,” kata Hj. Nur Hakimah (56) salah seorang pengunjung.

Dindin Herdiana/kabar priangan

No comments:

Post a Comment

    • Popular
    • Categories
    • Archives