Tentang Format ITB

FORMAT (Forum Mahasiswa Garut) ITB adalah sekelompok mahasiswa S1 ITB yang berasal dari Garut, mempunyai garis keturunan orang Garut, pernah tinggal, dan mempunyai kepedulian terhadap Garut. Dulunya FORMAT ITB hanya sebuah paguyuban, kemudian resmi menjadi organisasi pada tanggal....

Pesta Pendidikan 2013

Pesta pendidikan adalah rangkaian acara pengenalan bagi siswa SMA yang rutin dilangsungkan oleh FORMAT ITB[...]

Liburan Bersama FORMAT ITB

Setelah Rangkaian acara Pesta Pendidikan 2013, Format ITB mengadakan Tour bersama FORMAT, berlokasi di Batu Karas Pangandaran, para peserta yang merupakan panitia Pesta Pendidikan 2013 mengikuti[...]

If you are going [...]

BIUS ITB, Jaminan Akses Mahasiswa Kurang Mampu terhadap Pendidikan

Dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan akses pendidikan di Perguruan Tinggi yang terbatas untuk mahasiswa kurang mampu, pada tahun 2009 BIUS (Beasiswa ITB untuk Semua) didirikan. BIUS mengajak semua mahasiswa berprestrasi yang kurang mampu untuk dapat kuliah di ITB secara gratis. Pada awal dibentuk, yaitu tahun 2009, kampanye secara besar-besaran disebarkan lewat internet dan media sosial. Kampanye ini bertujuan agar siswa SMA di seluruh wilayah di Indonesia menget[.....]

Mahasiswa Harus Menjadi penemu Hebat

"Banyak contoh di dunia bahwa penemu-penemu itu berasal dari kalangan mahasiswa. Contohnya Microsoft,” kata JK dalam ceramah dengan tema ‘Ramadhan’s Great Metting‘ di Aula Timur kampus ITB, Ahad (14/7). Menurut JK yang kini menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesia ( PMI), penemuan tersebut tentunya harus memiliki manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.[...]

Friday, June 1, 2012

Peraih Ganesha Best Student 2012: Tekankan Community Development Bagi Sesama

BANDUNG, itb.ac.id - Tiap tahunnya, masing-masing program studi di ITB mencalonkan satu orang mahasiswa berprestasi (mapres) yang kemudian akan diseleksi untuk mewakili fakultas. Mapres tingkat fakultas tersebut kemudian diseleksi kembali hingga diperoleh sang pemenang, yang pada tahun ini disebut Ganesha Best Student. Untuk tahun ini, Hendra, mahasiswa Teknik Kimia ITB angkatan 2008, terpilih sebagai Ganesha Best Student 2012.

Pemuda kelahiran 15 September 1990 ini telah banyak menorehkan prestasi sejak masuk ITB. Hendra tercatat pernah mengikuti Model United Nation (MUN), kegiatan simulasi konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pada bulan Februari silam, Hendra berhasil memperoleh gelar Honorable Mention dalam Harvard National Model United Nation (HNMUN) yang diselenggarakan di Boston.

Selain aktif dalam berbagai kegiatan bahasa Inggris, Hendra juga memiliki minat dalam bidang wirausaha. Ia pernah berpartisipasi dalam Young Leaders for Indonesia (YLI) McKinsey Company dan memperoleh McKinsey Award, yang memacunya untuk membuat sebuah proyek social entrepreneurship.

Pada proyek social entrepreneurship tersebut, Hendra yang memiliki minat besar terhadap pangan mengusahakan limbah tahu untuk diolah kembali dan dijadikan makanan sejenis nugget dengan bekerja sama dengan masyarakat. Hendra berharap, proyek ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan.

Pemuda bersahaja asal Jambi ini juga berwirausaha makanan secara individu dengan bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Menurut Hendra, kerja sama dengan masyarakat dalam berwirausaha merupakan salah satu bentuk community development (comdev) yang termasuk dalam salah satu visi hidupnya.

"Mahasiswa juga dapat meningkatkan perannya dalam public relation dengan mulai berani melakukan comdev berbasis individu. Tidak harus mengikuti KKN Tematik atau kegiatan-kegiatan berskala besar semacamnya untuk melakukan comdev," tutur Hendra.

Peraih beasiswa kuliah ini memiliki visi hidup ingin berkembang menjadi orang besar agar dapat membantu orang-orang di sekitarnya. Ia memiliki cita-cita mulia untuk menjadi seorang engineer yang bergerak di usaha industri makanan, lalu mempekerjakan masyarakat tidak mampu pada usahanya tersebut. "Dengan begitu, saya berharap dapat berkontribusi dan melakukan comdev sesuai dengan tridarma perguruan tinggi," kata Hendra.

Selain itu, ia juga ingin mendirikan sekolah dan memberikan beasiswa untuk orang-orang yang giat dan pekerja keras. "Saya ingin mengenal sedikitnya 1000 orang, dan memberikan pengaruh pada 1000 orang tersebut melalui cita-cita saya ini," ucapnya bersemangat.

Terpilih Mewakili ITB

Hendra mengatakan, menjadi mapres ITB 2012 tidak pernah menjadi target ataupun mimpinya. Terpilihnya Hendra sebagai mapres ITB 2012 tidak terlepas dari dukungan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatek) ITB dan teman-temannya.

Hendra juga berterima kasih pada Dr. Ir. Rachmawati Wangsaputra, dosen dari Teknik Industri Laboratorium Sistem Produksi (LSP) yang diakui Hendra sangat banyak membimbingnya dalam merevisi karya tulis berjudul "Improving Indonesian Students' Role in Poverty Allevation" yang memenangi seleksi Ganesha Best Students 2012. Menurut Hendra, Rachmawati sangat berjasa dalam memberikan masukan mengenai organizational thinking dan membuat karya tulisnya lebih sistematis.

Dengan terpilihnya Hendra sebagai mahasiswa berprestasi (mapres) ITB 2012, ia akan maju mewakili ITB pada pemilihan mapres tingkat nasional yang akan digelar September 2012 mendatang. Hendra mengatakan bahwa menjadi pemenang Ganesha Best Students 2012 merupakan suatu amanah besar baginya, dan ia berharap dapat menjaga integritasnya serta mempengaruhi mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk melakukan sesuatu yang baik bagi masyarakat sekitar.

Sumber : http://www.itb.ac.id/news/3620.xhtml

Umum : Libur Tiba Ragam Aktivitas Warnai Mahasiswa ITB


BANDUNG, itb.ac.id - Kegiatan ujian akhir semester yang berdasarkan kalender akademik berakhir pada Selasa (22/05/12) kemarin menandakan masa liburan mahasiswa ITB dimulai. Setelah menjalani studi selama satu semester atau empat bulan masa aktif kuliah ditambah dua minggu masa ujian akhir semester akhirnya mahasiswa ITB bisa melepas kepenatan dan kesibukan seputar akademik.

Menjelang liburan ada suasana yang berbeda di ITB yaitu ketika minggu UAS. Saat UAS berlangsung jalan-jalan di dalam kampus ITB terlihat lengang dan perpustakaan terlihat lebih ramai oleh mahasiswa yang belajar bersama atau mengerjakan tugas besar mata kuliah.

Begitu juga aktivitas jasa fotokopi disekitar ITB yang kebanjiran pelanggan yang sebagian besar mahasiswa. "Mereka kebanyakan memotokopi slide ataupun materi kuliah," ujar salah seorang pegawai potokopi yang tidak mau menyebutkan identitasnya.

Namun untuk beberapa sudut kampus ITB, kegiatan UAS tidak menurunkan aktivitasnya, seperti di daerah timur laut dan selatan ITB. Kesibukan seperti berlatih tari dan alat musik tradisional selalu mewarnai daerah-daerah tersebut. Seakan tak kenal lelah, para pelatih yang juga mahasiswa dengan sabar membina anggota-anggotanya.

Selain kegiatan kesenian, saat-saat awal liburan juga dimanfaatkan oleh beberapa Himpunan Mahasiswa Jurusan di fakultas tertentu untuk menyelenggarakan kaderisasi wilayah seperti di STEI (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika) dan FTSL (Fakultas Teknik Sipil dan Kelautan) ITB. Kaderisasi wilayah diadakan oleh gabungan himpunan mahasiswa jurusan di suatu fakultas sebagai pengenalan jurusan dan himpunan.

Kegiatan kemahasiswaan lain yang berlangsung saat masa liburan kali ini yaitu Latihan Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kemahasiswaan ITB di Lembang. Pendidikan dan Latihan Panitia OSKM (Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa) ITB dan rekrutmen anggota kabinet KM ITB 2012-2013 yang dapat diakses di km.itb.ac.id/daftar juga mewarnai awal liburan mahasiswa ITB.

"Kita berharap di masa liburan ini mahasiswa dapat melakukan berbagai latihan pengembangan diri. Bisa dengan mengikuti program pengabdian masyarakat atau KKN Tematik. Selain itu banyak hal yang bisa dilakukan seperti berwirausaha atau melakukan kerja praktek," ungkap Brian Yuliarto, Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB.

Liburan di Lapangan
Lain lagi dengan mahasiswa angkatan 2009 di program studi Teknik Geofisika dan Teknik Geologi yang menghabiskan sebagian masa liburannya dengan kuliah lapangan. Dua minggu untuk Teknik Geofisika dan satu bulan untuk Teknik Geologi. Mereka berangkat ke Karangsambung, Kebumen untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan di kampus.

Di samping itu banyak mahasiswa di program studi lain yang melakukan kegiatan serupa dalam kerja praktek atau internship di berbagai perusahaan.

Libur Sebentar, Kuliah Lagi

Bagi mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM), liburan hanya berlangsung seminggu karena harus kembali berkuliah. Semester pendek wajib diikuti oleh mahasiswa SBM mengingat masa studinya yang hanya berlangsung selama tiga tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk mahasiswa yang akan mengambil semester pendek.

Apapun bentuk kegiatannya, seharusnya waktu luang ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. "Inilah kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan ekstrakulikuler sehingga akan lebih siap dan memiliki nilai tambah saat lulus dan lebih siap terjun ke masyarakat," tambah Brian.

Sumber : http://www.itb.ac.id/news/3627.xhtml

Umum : Doktor ITB Berhasil Produksi Katalis untuk Pengolahan Minyak Bumi


BANDUNG, itb.ac.id - Pertamina kini tidak perlu mengimpor katalis untuk salah satu proses pengolahan minyak mentah yang dilakukannya. Seorang Doktor ITB mampu membuatnya di dalam negeri. Indonesia boleh berbangga kepada Maria Ulfah, mahasiswi strata 3 program studi Teknik Kimia ITB, yang telah mempertahankan disertasinya yang berjudul 'Hydrotreating Nafta dengan Katalis NiMo Berpenyangga Gama-Alumina' dalam Sidang Terbuka Sekolah Pascasarjana pada Jumat (14/10/11). Maria Ulfah berhasil membuat katalis tersebut dalam skala laboratorium, skala pilot, bahkan saat ini katalis tersebut telah digunakan oleh Pertamina RU-II Dumai selama 4 bulan dan terus berjalan.

Berangkat dari kenyataan bahwa kondisi minyak bumi dunia makin berat dan makin kotor oleh senyawa-senyawa sulfur, nitrogen, oksigen, nikel, dan vanadium sementara kebijakan lingkungan pemerintah makin ketat, muncul tuntutan bahwa bahan bakar minyak yang diproduksi harus bersih dari pengotor-pengotor tersebut.

Proses hydrotreating merupakan salah satu proses penting dalam pengolahan minyak bumi untuk menyingkirkan senyawa-senyawa tersebut. Pertamina membutuhkan sekitar 2000 ton/tahun katalis hydrotreating, yang harus diimpor dari luar negeri. Mengingat kebutuhan katalis yang besar ini, maka dijalinlah kerja sama dengan Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis Teknik Kimia ITB sejak tahun 2005. Riset dikonsentrasikan pada usaha produksi katalis nafta karena katalis ini lebih mudah dibuat.

Katalis hydrotreating nafta yang dikembangkan Ulfah, begitu Dr. Maria Ulfah biasa dipanggil, adalah jenis NiMo, yang merupakan larutan stabil dari logam molibdenum sebagai zat aktif dan nikel sebagai promotor. Larutan ini kemudian disangga oleh senyawa gama-alumina menjadi bentuk-bentuk trilog dengan luas permukaan yang optimal.

Membuat larutan NiMo yang stabil merupakan sebuah tantangan besar bagi riset-riset serupa yang dilakukan sebelumnya, namun Dr. Ulfah berhasil membuat sebuah formulasi dan prosedur pembuatan katalis untuk hydrotreating nafta ini dengan kinerja yang setara, bahkan lebih baik dalam beberapa aspek, dibandingkan dengan kinerja katalis komersial yang diimpor.

Katalis yang dinamakan TN 100-2T ini selain diuji pada reaktor berskala laboratorium (massa katalis 1 gram), juga telah diuji pada reaktor pilot (massa katalis 100 gram) selama 4 bulan. Bahkan, TN 100-2T telah digunakan dalam reaktor industri (massa katalis 3,5 ton) selama 2,5 bulan di Pertamina RU-II Dumai. Seluruh hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa TN 100-2T memiliki aktivitas penyingkiran senyawa sulfur dan nitrogen yang setara dengan katalis komersial yang biasa digunakan di kilang Dumai tersebut

Bahkan, untuk penyingkiran senyawa nitrogen (dengan istilah hidrodenitrogenasi), TN 100-2T memiliki kinerja yang lebih baik (sebesar 97,25%) dari katalis komersial (sebesar 66,67%) pada reaktor komersial Dumai. Temperatur operasinya pun lebih rendah jika dibandingkan dengan katalis komersial, sehingga penghematan energi dapat dilakukan.

Keterulangan prosedur pembuatan katalis dan penyangganya juga sangat baik. Katalis skala laboratorium yang dibuat dengan skala 10 gram/batch maupun katalis skala komersial yang dibuat dengan skala 600 kg/batch memiliki sifat fisik dan aktivitas yang hampir sama, dan setara dengan aktivitas katalis komersial.

Katalis TN 100-2T ini memiliki umur sekitar 1 tahun, dan berpotensi untuk dipanjangkan umurnya karena sifatnya yang tidak mudah remuk. Hal ini didukung oleh bukti kinerjanya di Pertamina RU-II Dumai sejak Juli 2011 yang masih baik. Ke depannya, tidak hanya untuk hydrotreating nafta, TN 100-2T juga dapat digunakan untuk hydrotreating diesel.

Keberhasilan pembuatan katalis TN 100-2T ini, apalagi dalam skala komersial, merupakan sebuah pencapaian luar biasa yang membangun kepercayaan industri kepada perguruan tinggi, dalam hal ini untuk membuat katalis. Promotor Dr. Ulfah, Dr. Subagjo, menyatakan kebanggaannya atas keberhasilan produksi 'katalis merah putih' ini, yang diamini oleh segenap ko-promotor, tim penyanggah, dan pemimpin sidang. Dr. Melia Laniwati sebagai ko-promotor bahkan menyampaikan apresiasinya lebih lanjut, "Beginilah sebaiknya sebuah penelitian dilakukan. Tidak hanya berhenti hingga publikasi, namun terus dilanjutkan hingga menemukan bentuk aplikasinya dalam kehidupan nyata."

Setelah memperoleh gelarnya, Dr. Maria Ulfah akan kembali mengajar di Jurusan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta dan akan terus mengembangkan keahliannya dalam bidang Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis.

Sumber : http://www.itb.ac.id/news/3369.xhtml

Umum : Mesin Pencacah Sampah, Karya Mahasiswa ITB untuk Kota Bandung


BANDUNG, itb.ac.id - Lebih dari 15 mahasiswa program studi Teknik Mesin ITB telah menciptakan sebuah mesin pencacah sampah. Mesin ini mampu mencacah sampah dengan kapasitas sekitar 1 ton sampah organik per hari.

Salah satu mahasiswa, Fanit Akmal (Teknik Mesin 2008) menuturkan bahwa pembuatan mesin ini dilatarbelakangi dengan adanya masalah persampahan di Kota Bandung yang semakin mencuat dan harus segera ditemukan solusi untuk menanggulanginya. Diharapkan, mesin ini mampu mengatasi masalah tersebut.

"Mesinnya sudah dilakukan ujicoba pada November lalu, dan rencananya akan diserahkan ke Dinas Kebersihan Kota Bandung akhir Januari mendatang. Mesin pertama akan dipergunakan di Pasar Suci Kota Bandung," kata Fanit dalam temu wartawan atau konferensi pers "Mechanical's Charity Act" (MECHA) di Gedung Rapim A ITB, Kamis (12/01/12).

Fanit juga menuturkan, alasan dipilihnya Pasar Suci sebagai lokasi pertama penggunaan mesin pencacah ini yaitu karena pasar ini menjadi lokasi yang paling banyak menghasilkan sampah. Terlebih lagi, 80% sampah yang dihasilkan adalah sampah organik dan ini sesuai dengan tipe mesin yang sudah dibuat. "Selain itu wilayah di sekitar pasar ini juga cukup luas sehingga bisa menyimpan mesin ciptaan kami," katanya.

Fanit menjelaskan, mesin ini mampu bekerja selama 24 jam dan selama itu dapat mengolah sampah hampir 1 ton. Mesin ini berukuran tinggi 1,5 meter dan lebar 1 meter dengan alat pencacah yang berada di dalam mesin. Cara kerjanya relatif mudah, hanya dengan memasukkan sampah organik ke dalam mesin, secara otomatis mesin akan memotong-motong sampah tersebut dan dalam waktu lima menit sampah akan berubah menjadi kompos. Mesin ini tidak dapat berpindah-pindah dan dijalankan secara manual oleh operator.

"Ada 15 mahasiswa yang sama-sama membuat mesin ini. Satu mesin dibuat dalam waktu 3-5 bulan dengan dana sekitar Rp 10-15 juta. Tapi ini masih prototipe, dan akan kami berikan untuk Kota Bandung dalam rangka acara MECHA yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB," ucapnya.

"Teknologi semakin maju, tapi belum bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak. Untuk itu, kami menciptakan alat ini," katanya. Selanjutnya, mesin tersebut akan diperbanyak 3-4 unit untuk ditempatkan di beberapa lokasi di Bandung. Selain itu, juga akan dilakukan pengembangan dengan menciptakan mesin pemilah sampah. "Rencana ke depannya, kami  juga akan membuat grand design untuk mengatasi masalah sampah non organik," tutup Fanit.
 
Sumber: Pikiran-Rakyat.com, Seputar-Indonesia.com

Sunda: Tungtung Zaman

Diserat ku Kang Warsa
 
Lebah dieu pisan ayeuna urang hirup. Dina gawir Anu lungkawing. Ceuk sawaréh jalma, disebutna zaman akhir. Disebut zaman akhir kusabab ayeuna urang hirup siga dina kaayaan anu pang anyarna, babakuna sagala kudu sing sarwa anyar, boh dina réngkak, ogé pikir. Lamun teu maké cara anyar, inggis disebut katinggaleun zaman. Lamun teu boga cara pikir anyar, geus tangtu katinggaleun ku batur anu cara pikirna aranyar. Urang kulon nyebutna zaman ayeuna téh  The New world order, Novus Ordo Sclorum, dunya anu sing sarwa anyar.
Asa patojainyah pisan, zaman sing sarwa anyar tapi ku kuring disebut zaman akhir. Lamun niténan sajarah manusa kalayan tenget, sabenerna, hirup jeung sajarah manusa teu bisa dipisah-pisah, direcah kawas urang nyiksikan daging, ti mimiti sajarah manusa aya, ti mimiti seratan dipikawanoh ku manusa anu disebut zaman sajarah téa, nepi ka danget kiwari kudu disajajarkeun kalawan bener. Sangkan urang bisa manggihan, naon sabenerna inti tina sajarah kahirupan manusa.
Pentingna nyayahokeun sajarah téh lain saukur keur nambahan pangarti, tapi aya hal séjén, ku ngartina urang kana sajarah kahirupan manusa, bakal muka diri urang, lamun zaman ti mimiti aya manusa nepi ka danget ayeuna téh, éstu hiji mata ranté anu teu bisa misah. Kuring kumawani nyerat, lamun zaman anu ayeuna ku urang keur dicicingan mangrupa zaman akhir, gawir anu lungkawing, lain pédah nyanyahoan, tapi teu leupas tina hiji  kayakinan, lamun sagala anu fana geus tangtu bakal manggih tungtung.
Urang kulon, ti awal abad 19 ogé geus nyebut lamun zaman pasca révolusi Industri mangrupa hiji  “ Tatanan Dunia Baru”. Ku lolobana urang wétan, kalimah The New World Order ditafsirkeun hiji konspirasi global kaum free-mason anu nyoba rék ngaloyogkeun zaman jeung kahayang pamikiran maranéhna. Ari kitu téa mah bisa dibenerkeun. Éropah anu diluluguan ku inggris, mimiti nanjeurkeun kolonialisme jeung impérialism téh dina saba’da révolusi Industri meugar. Tapi sing inget, da anu ngaranna kolonialisasi jeung impérialisasi mah teu saukur dialaman ku zaman pasca révolusi industri wungkul, kahayang manusa  ngumawasa ka manusa séjénna geus lumangsung jauh saméméh zaman modérn. Dina Qur’an diébréhkeun, kumaha rongkahna Fir’aun dina ngajual kasombongan jeung kabengisan ka papada manusa.  Jadi, sajarah manusa téh sabenerna mangrupa dedegan anyar tapi stokna mah heubeul, éta-éta kénéh.
Novus Ordo Sclorum geus nanceub kuat, lain saukur nancleub wungkul tapi ngagusur urang kana kahirupan anu beuki deukeut kana gawir nu lungkawing. Dina mangsana, manusa bakal jadi siga robot anu aya dina hiji kotak, dikumpulkeun ku anu bogana, terus dicocoo sakahayang manéh. Da puguh, tujuan utama N.O.S téh mawa manusa kana hiji kaayaan anu sarua, sapamadegan, loyog jeung kahayang dalangna. Ayeuna ogé meureun geus karasa. Kumana diranténa urang ku pangabutuh kudu nyaloyogkeun diri , hirup kudu saluyu jeung kabiasaan anu keur lumaku, lamun teu biasa bakal disebut katinggaleun.
Dina waktu anu samporét ieu, moal lila ti kuring nulis ieu seratan, meureun kana lima atawa sapuluh taun kahareup mah, kahirupan téh moal mekar, tapi kitu-kitu kénéh, da manusa geus diabuskeun kana panjara pikiranna sorangan. Manusa ngan jadi saukur barisan data, ngaran anu dipajang dina papan data, dipaksa sangkan nyabut jatidiri anu sajati, urang Sunda bakal kapaksa ngaleupaskeun kasundaanna da keur ngudag batur anu geus nyaluyukeun manéh jeung zaman.  Haté, aféksi, geus diangkat teuing kamana. Masyarakat téh kumpulan jalma anu sabenerna ngabutuhkeun hiji sikep jujur, silih hormat jeung papada, tapi ku disérédna jalma kana zaman akhir ieu, hal anu aya patula-patalina jeung haté, rasa, aféksi, sili asih, sili welas, bakal ditinggalkeun. Da dina zaman akhir mah moralitas geus moal laku. Anu laku di dieu mah nyaéta populéritas.
Tong jauh-jauh, yu urang ténjo kana diri sorangan. Lamun can boga hapé modél pang anyarna asa aya jeung hirup di zaman Nabi Nuh jigana. Hartina, pola pikir urang geus pakem, ngan saukur ngandelkeun kognitif wungkul, atuh kusabab anu digugulung téh kognitif, geus tangtu anu dikaluarkeun ku diri urang ogé hal anu kudu loyog jeung pikiran urang. Lain pikiran murni, tapi pikiran anu geus dibaruang ku kaayaan. Puguh da ari kitu téa mah, Téh New World Order ti mimiti aya ogé geus ngajak jalma sangkan mangéranan kognitif, akal, pikiran, humanisme. Lain hartina kuring teu percana kana humanisme, da humanisme anu sabenerna mah ngajarkeun lamun manusa téh sabagé puseur kakawasaan, hirup jalma ditangtukeun ku éta jalma. Miceun hal-hal anu métafisik tina kahirupan.
Kusabab kognitif anu digugulung jeung diajén-ajén, balukarna anu diajén-ajén, diadén-adén, diménak-ménak téh lain saukur eusi sirah, tapi raga badag anu katénjo wungkul, lahiriah anu karampa. Titél anu nyantél, status sosial, jeung jabatan anu jadi ukuran manusa boga harkat di hareupeun manusa séjénna.
Toffler bisa jadi hiji jalma anu boga kayakinan, lamun hirupa manusa téh bakal salilana ngajurus kana kamajuan. Da anu ngaranna ngaramalkeun mangsa ka hareup mah hiji hal anu mustahil. Ceuk Toffler sorangan, lamun pikiran jalma sifatna teu linéar, teu lempeng kitu baé, balucat-balicet. Ngan anu ngaranna kamajuan, biasana keukeuh sok dikuat-kaitkeun jeung kognitif hiji jalma.  Padahal  ti sagigireun kognitif, manusa ngabutuhkeun hal anu penting séjénna, nyaéta aféksi, pangakuan diri sorangan, kajujuran, jeung ngarampa kana rasa batur.
Lamun manusa geus dialeutkeun ngan saukur barisan data anu minuhan papan data, computer, robot bari teu boga haté, anu bakal digugulung téh kumaha carana ngéléhkeun anu séjén. Pasanggiri anu dimeunangkeun ku agama ngan saukur tina kaalusan, tapi lamun haté geus dicabut tina kahirupan, pasanggiri anu lumangsung nyaéta, kumaha carana sangkan urang anu meunang sorangan, dina éléhna ogé urang moal narima. Sababaraha kasus PEMILUKADA bisa jadi conto. Kusabab éléh , calon anu éléh embung ngaku éléh, da maranéhna percaya teuing kana data anu diténjokeun ku tim suksésna.
Karasa meureun ku urang ogé, kumaha bedana hirup waktu leutik jeung hirup ayeuna?.

Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/17/artikel-sunda-tungtung-zaman/

Islami : Perlindungan Katoda Dalam Kisah Dzulqarnain, Yajuj dan Majuj


            Mungkin kalian bertanya-tanya setelah baca judul artikel ini, yap, “Heh heh tunggu dulu nih, emangnya nyambung ye, antara kimia sama kisah Dzulqarnain? Teu ngarti urang mah..”, mungkin ada juga yang dalam hatinya gini, “Waduuh aya-aya waee nyaak ieu teeh huuh! Araneh pisan, pelajaran kimia dihubungin ama Yajuj dan Majuj”. Ok ok, supaya kalian paham maksud dari judul artikel ini, saya bakal ngasih tau kronologinya ya. Follow me aja ok! :D 
Kisah Dzulqarnain
Sebelum menginjak maksud judul artikel ini, saya mau menceritakan dulu sebuah pengalaman saya kepada para pembaca sekalian, dan sekaligus berbagi ilmu yang didapat dari pengalaman ini J. Begini ceritanya : Sekitar 3 minggu yang lalu,.. saya membaca Al-Qur’an surat Al-Kahfi.  Waktu itu saya membaca surat Al-Kahfi  dimulai dari ayat ke-75 sampai ayat ke-111. Tepat di antara ayat-ayat tersebut, terdapat beberapa ayat yang mengkisahkan sosok Dzulqarnain (yaitu pada ayat 84-99). Kalian tahu? siapa Dzulqarnain itu? Jawabannyaa, ada di ayat ke-84. Dia merupakan seorang manusia yang diberi kelebihan oleh Allah SWT, yakni berupa kedudukan (kekuasaan) di bumi dan kemampuan untuk mencapai segala sesuatu, namun tetap dia bukanlah seorang Nabi ataupun Rasul. Waaah, betapa beruntungnya manusia seperti dia yang diberi kelebihan seperti itu :D . Namuun, di balik kelebihan dan kemuliaannya, dia mempunyai amanah yang besar atas apa yang dimilikinya, yakni dia menjelajah ke beberapa negeri yang penduduknya masih kafir, kemudian mengajak mereka beriman atau menghukum mereka yang kafir.

Perjalanan Dzulqarnain ke beberapa negeri
Dalam ayat ke-86, dikisahkan bahwa Dzulqarnain memasuki suatu negeri yang ia lihat, berada di tempat matahari terbenam. Setelah memasuki negeri itu, dia bertemu dengan suatu kaum yang tidak beragama (kafir). Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman,”Wahai Dzulqarnain! Engkau boleh menghukum atau mengajak mereka beriman.” Begitulah perintah Allah kepada Dzulqarnain, ketika mendapati kaum yang kafir  tadi. Di dalam ayat selanjutnya, tidak dijelaskan apa yang Dzulqarnain lakukan ketika Allah memerintahkan 2 pilihan seperti tadi. Namun dalam ayat ke-87, Dzulqarnain berkata :”Barangsiapa berbuat zalim, kami akan menghukumnya, lalu dia akan dikembalikan kepada Tuhan-Nya, kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras.” Lanjut ke ayat 88, Dzulqarnain berkata lagi: ”Adapun orang yang beriman mengerjakan kebajikan, maka dia mendapatpahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.
Di ayat 89 sampai ke-99, dikisahkan bahwa Dzulqarnain menempuh suatu jalan kembali (menjelajah kembali ke negeri yang lain). Hingga pada akhirnya, dia menemukan suatu negri yang ia lihat, berada di tempat matahari terbit. Dan dia menemukan kaum yang miskin di dalam negeri itu. Setelah melewati negeri tersebut, dia menempuh perjalanan selanjutnya. Hingga ia sampai di antara 2 gunung, dan dia mendapati suatu kaum yang berada di belakang 2 gunung itu.  Di dalam ayat ke-93,  dijelaskan bahwa kaum tersebut hampir tidak memahami pembicaraan. Di dalam tafsirnya dijelaskan bahwa kaum tersebut tidak dapat memahami bahasa orang lain, karena bahasa mereka yang jauh bedanya dari bahasa yang lain, dan mereka pun tidak dapat menerangkan maksud mereka dengan jelas karena kekurang-cerdasan mereka. Wallahu ‘a’lam bisshowwaab..

Awal mula pembuatan dinding penghalang Yajuj dan Majuj
(Lanjut dari paragraf di atas) Di dalam ayat ke-94, kaum tadi berkata,”Wahai Dzulqarnain! Sungguh, Yajuj dan Majuj itu makhluk yang berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?

            Di ayat ke-95,Dzulqarnain berkata,”Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding  penghalang antara kamu dengan mereka..” Waaah temen-temen, begitu mulianya sosok Dzulqarnain itu :D
J.
Ok para pembaca budiman, di paragraph selanjutnya kita akan mulai menginjak tujuan utama kita, yaitu mengetahui hubungan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengkisahkan Dzulqarnain dengan perlindungan katoda.

Teknik perlindungan katoda yang diterapkan Dzulqarnain dalam pembuatan dinding itu
            Dalam ayat selanjutnya yakni ayat ke-96, Dzulqarnain berkata kepada kaum tadi,”…berilah aku potongan-potongan besi!” Jadi, pada saat itu juga Dzulqarnain langsung melakukan poyek besar-besaran itu. Dan ia mulai dengan meminta bantuan kepada kaum tersebut dan meminta untuk menyiapkan  potongan-potongan besi yang ia minta.
Pada ayat yang sama, Allah berfirman, “..Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua puncak gunung itu, dia (Dzulqarnain) berkata,’Tiuplah(api itu)!’ Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata,’Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).”
Kemudian di ayat ke-97 Dzulqarnain berkata, “Maka mereka (Yajuj dan Majuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula)melubanginya.”
Dari kedua paragaraf telah dijelaskan dalam ayat-ayatNya tentang teknik pembuatan dinding yang dilakukan oleh Dzulqarnain. Prosesnya meliputi beberapa tahap :
1.      Potongan-potongan besi dipasang hingga tingginya sama rata dengan kedua puncak gunung, yang di mana negeri kaum itu tinggal berada di belakang gunung tersebut.
2.      Kemudian potongan besi yang telah dipasang itu dipanaskan, hingga ia menjadi merah membara.
3.      Setelah potongan besi itu merah membara, maka ia pun dilapisi dengan tembaga yang mendidih.

Setelah beberapa kali saya baca kembali ayat-ayat yang tadi, dan memperhatikan 3 tahap pembuatan dinding itu. Dengan kagetnya, terbesit dalam benak saya, ayat ini ternyata memiliki kaitan dengan sisi sains. Dan setelah saya ingat-ingat kembali tentang apa yang ganjil, akhirnya saya menjadi teringat dengan materi Kimia yang ada di bangku kuliahan bahkan pernah di pelajari sewatu saya Madrasah Aliyah/SMA. Yakni dalam bab Reaksi Reduksi dan Oksidasi. Di dalam bab itu, dijelaskan sebuah teknik perlindungan katoda (pelapisan katoda), yang dimana suatu material yang lebih mudah teroksidasi atau material yang lebih mudah karatan (anoda) dapat dihindari pengkaratannya dengan melapisi zat yang lebih mudah tereduksi (katoda). Singkatnya, pelapisan katoda ini melapisi material anoda dengan material katoda.
Tak disangka-sangka saya merasa tercengang ketika melihat kembali 3 proses pembuatan dinding tadi. Ok temen-temen :D, mari kita BUKTIKAN dan perhatikan tahap 1. Seperti yang kita tahu bahwa potongan besi yang dipasang oleh Dzulqarnain itu logam yang memiliki nama unsur Fe. Benar kan? Pasti benar, hehe. Oke kita perhatikan tahap 2 dan tahap 3. Setelah besi itu dipanaskan hingga merah membara, Dzulqarnain pun menuangkan dengan tembaga yang mendidih. Menuangkan tembaga mendidih disini berarti menuangkan lelehan tembaga. Hingga lelehan tembaga itu melapisi potongan besi yang panas itu. Dan kita tahu bahwa tembaga itu merupakan logam yang memiliki nama unsur Cu. Betul kan? :D
Subhanallah yah :D, mari kita telaah lagi kawan-kawan. Sekarang kita lihat urutan kereaktifan logam yang disusun dari yang paling mengalami oksidasi (paling aktif) ke yang paling mengalami reduksi (kurang aktif) :
                                           Sumber : http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/



 
Dari tabel kereaktifan di atas, antara logam Fe (besi) dan Cu (tembaga), terbukti dengan jelas bahwa Fe lebih mudah teroksidasi dari Cu, sehingga pantas bahwa Fe disebut sebagai anoda dan Cu sebagai  katoda. Karena perlindungan katoda itulah dinding besi tadi menjadi kuat, anti karatan bahkan dalam ayat ke-97, Yajuj dan Majuj pun tidak akan bisa mendaki dan melobanginya, tentunya dengan ke-Maha Besar-anNya yang membuat dinding ini bisa kuat hingga menjelang kedatangan Yajuj dan Majuj yang menjadi pertanda kiamat. Namun ini hanya pemikiran semata yang saya kaitkan dengan sains yang tidak ada kaitannya dengan dalil tertulis, melainkan dengan dalil yang ada di alam ini, wallahu ‘a’lam bisshowwaab.
Maha Benar Allah dengan segala firmanNya. Ternyata apa yang ada di dalam Al-Qur’an itu bukan hanya berisi petunjuk, kisah, hikmah dan pelajaran saja ya, melainkan Al-Qur’an juga mengandung muatan sains seperti ini. Pantas saja Allah berfirman dalam ayat yang lain, bahwasanya Dia tidak Menciptakan dunia dan segala isinya dengan sia-sia, melainkan Menciptakannya dengan Haq (suatu kebenaran). Terbukti dengan perkataan Einstein,”Tuhan menciptakan alam semesta bukan dengan main-main”. SUBHANALLAH J

           
Semoga artikel yang saya sajikan ini bermanfaat bagi para pembaca, dan semoga kita semakin  mencintai  dan gemar untuk membaca Al-Qur’an. Rajin untuk membacanya dan menelaahnya, khususnya dilihat dari sisi ilmu pengetahuan yang telah kita miliki, yang dengan kebenarannya juga semoga semakin bertambah keimanan kita kepada Allah dan Rasulnya Muhammad SAW,  amiiin Yaa Robbal ‘Aalamiiin . (Wisam/Kominfo)

    • Popular
    • Categories
    • Archives