Pada
tahun 1953 untuk pertama kalinya, warga negara Indonesia, Prof. dr. Rd Mhd
Djuhana Wiradikarta, menjadi dekan of FIPIA, salah satu staf akademik di
Departemen Farmasi, sampai tahun 1959. Pada tanggal 2 Maret 1959, Fakultas
Teknik dan FIPIA digabung menjadi sebuah institusi baru, yaitu Institut
Teknologi Bandung (ITB) dan Departemen Farmasi menjadi bagian dari Departemen
Kimia dan Biologi sampai tahun 1961. Setelah perubahan organisasi pada tahun
1973, Departemen Farmasi menjadi bagian dari Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Hingga
tahun 1987, Departemen Farmasi terdiri dari 5 bagian keilmuan, yaitu Kimia
Farmasi, Formulasi, Biologi Farmasi, Farmakologi, dan Ilmu Dasar dan Ilmu
Tambahan. Tiap-tiap bagian merupakan ilmu yang berhubungan, atau kelompok
keilmuan dan terapan di bidang farmasi. Bagian-bagian ini meliputi teori, praktek,
dan penelitian. Pada tiap bagian ada beberapa mata kuliah yang dibimbing oleh
seorang staf sebagai kepala bagian yang bertanggungjawab untuk mengatur dan
mengembangkan bagiannya dalam kuliah yang diberikan, praktek di laboratorium,
dan mengatur proyek penelitian. Setiap laboratorium diatur dan diawasi oleh
kepala laboratorium, dan setiap staf di departemen punya tanggung jawab
masing-masing dalam memberikan kuliah, mendampingi praktikum, dan membimbing
proyek penelitian mahasiswa. Organisasi akademik ini perlahan berkembang dan
meningkat, dan sekarang sekolah mempunyai 5 Kelompok Keilmuan, yaitu
Farmasetika, Farmakokimia, Farmakologi, Farmasi Klinik serta Biologi Farmasi
dan Olahraga.
Di
awal tahun 1947, mahasiswa yang diterima di Departemen Farmasi merupakan
lulusan sekolah kelas B, seperti HBS, AMS, VHO atau sekolah menengah. Bahasa
yang digunakan dalam perkuliahan adalah Bahasa Belanda dan Bahasa Inggris. Lama
studi 5,5 tahun, terdiri dari 3 tahun tahap Sarjana Muda dan 2,5 tahun tahap
Sarjana (S-1). Lulusannya mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
lanjut (S-3) jika telah mengerjakan sedikitnya 1 subyek (mata kuliah) besar
(hoofdvak) dan 2 subyek kecil (bijvak). Sebagai contoh, subyek besar adalah
kimia, dan subyek kecil adalah botani, kehewanan, dan fisika. Kurikulum belum
terstruktur dengan baik dan tidak ada batasan lama studi. Mulai tahun 1951,
beberapa subyek telah ditambahkan ke dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan
sistem pendidikan.
Karena
keberadaan apoteker di Indonesia kurang memuaskan, pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional RI mengeluarkan peraturan lama studi farmasi di
perguruan tinggi, yaitu 4 tahun, yang terdiri dari 1 tahun tahap persiapan, 1
tahun pendidikan calon farmasis, dan 2 tahun pendidikan farmasi.
Pada
tahun 1960, lama pendidikan farmasi berubah menjadi 6 tahun, yaitu 5 tahun
pendidikan sarjana dan 1 tahun pendidikan profesi. Kurikulumnya diubah dan
disesuaikan dengan kebutuhan sistem pendidikan. Beberapa mata kuliah baru
dimasukkan ke dalam kurikulum, seperti Bahasa Inggris, Pendidikan Militer, Ilmu
Resep, dan lain-lain.
Pada
tahun 1973, ada perkembangan yang signifikan di ITB. Semua mahasiswa baru
dimasukkan ke dalam Tahap Persiapan Bersama (TPB), mereka tidak dapat
mendapatkan pendidikan di departemen manapun hingga mereka lulus TPB. Pada saat
ini berlaku sistem kredit semester (SKS). Mahasiswa dapat memilih mata kuliah
yang diinginkan dengan jumlah maksimum 24 SKS per semester. Sistem ini
memudahkan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya sendiri selama
menyelesaikan pendidikan. Kemudian, kurikulum diubah setiap 5 tahun, disusun
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Kurikulum
yang berlaku saat ini adalah kurikulum tahun 2008.
Selain
Program Sarjana, sekarang Sekolah Farmasi menyediakan Program Magister dan
Program Doktoral. Ada 8 jalur pilihan untuk Program Magister dan Doktoral,
yaitu Farmasi Analisis, Kimia Medisinal, Teknologi Farmasi, Biofarmasi,
Farmakognosi-Fitokimia, Farmakologi-Toksikologi, Analisis dan Keamanan Makanan,
dan Farmasi Rumah Sakit. Sekolah farmasi juga membuka program pendidikan
profesi yang bergelar apoteker dengan lama studi 1 tahun, pendidikan meliputi
kuliah, kerja praktek profesi farmasi dan ujian komprehensif.
Pada
tahun 1996, Departemen Farmasi ITB mempunyai kesempatan untuk mendapatkan
tempat baru, yaitu Laboratorium Teknologi (Labtek) VII, di tengah ITB, di
sebelah Gedung Teknik Elektro dan FMIPA. Dengan luas tanah 6579 m2, Departmen
Farmasi ITB mengoptimalkan fasilitas dan bangunan untuk melayani mahasiswa dan
stake holder. Banyak instrumen dan fasilitas modern diadakan, dan didukung oleh
staf-staf berpengalaman. Semua ini membuat Departemen Farmasi ITB menjadi salah
satu pendidikan farmasi terbaik di Indonesia.
Berdasarkan
SK Rektor ITB No. 222/SK/1001/OT/2005 yang ditandatangani 29 Agustus 2005,
status Departemen Farmasi berubah menjadi Sekolah Farmasi dan mulai berjalan
sejak 29 Agustus 2005. Sekolah Farmasi mulai tahun 2006 memiliki 2 program
studi untuk strata sarjana, yaitu Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi
serta Program Studi Farmasi Klinik dan
Komunitas.
Pada bidang
Farmasi, sebagian besar prospek kerja adalah menjadi seorang apoteker. Apoteker
dapat bekerja di apotek (pada umumnya), rumah sakit, klinik, atau lainnya.
Lulusan Apoteker juga dapat bekerja dalam industri obat-obatan. Link kerja pada
bidang farmasi ini sangat banyak seperti perusahaan-perusahaan obat ternama di
Indonesia seperti Kimia Farma, Biofarma, Prodia, Sanbe
Farma, dan masih banyak lagi.
Sumber : Official Web SF (http://www.fa.itb.ac.id/)
Kata Mereka yang Lulus TPB-SF
Oleh : Amani Najiyya dan Ananda Fitri Pratiwi
Program yang dilakukan Fakultas/Sekolah untuk TPB
Menggalau
ttg yg kita alami di kampus
|
Milih
jurusan yang dipengenin dan sesuai dengan bakat dan minat kita
|
Sekolah Farmasi punya Perwalian buat TPB
Biasanya ini dilakukan 3 kali selama kalian menjadi anak TPB (Tahap
Persiapan Bersama). Tapi, kalo kalian udah bikin janji sama Wali kalian
masing-masing, bisa lebih dari itu lhoooooo
Sulitnya jadi anak TPB itu apa yaaaaaaa ????????
1) Kalkulus : Karena biasanya kuliah umum, jadi
bareng-bareng tuh se fakultas dan itu penuuuuuuh...susah konsentrasi..Belum
lagi kalo dosennya kurang jelas neranginnya,,Intinya harus kita yang berusaha
lebih. Buat soal-soal ujiannya sebenernya udah ada di latihan jadi tinggal
kitanya aja yang mau belajar dan memahami
2) Fisika : Kalo gak ngerti konsep, ke laut aja
deehh..apalagi kalo gak ditunjang latihan...
3) Kimia : Buat anak Farmasi kayaknya aneh deh kalo gak suka
mata kuliah yang satu ini. Buat tingkat kesulitannya, ada bab-bab yang pas SMA
masih dasarnya banget jadi dibutuhin pemahaman lebiih
*Intinya buat ketiga mata kuliah itu kalian udah dapet
dasarnya dari SMA jadi pas kuliah tinggal perdalam aja,
4) PTI
(Pengenalan Teknologi Informasi) : Pas Praktikum sering kesalahan komputernya
(tp kita gak boleh nyalahin peralatan),
5) KPIP (Konsep
Pengembangan Ilmu Pengetahuan) : Mata kuliah yang menyenangkan,
6) Pengantar Farmasi dan Komunitas (PFK)
: Harus ngapalin UU secara lengkap,,Obat-obatan yang harus dihapalin jg udah
banyak (katanya mau jadi Farmasis, jadi ??),
7)TTKI (Tata
Tulis Karya Ilmiah) : Dosennya suka menyimpang dari materi yang diajarkan, tapi
sekalinya belajar ngertiii..Sulitnya, pas ujian itu kan pilihan berganda suka
bikin galau tuh jawabannya,
8)Olahraga :
Harus mau latihan lari demi kesehatann dan sukses di mata kuliah ini,
9) Biologi Sel
: Biologi yg lebih dilihat pada tingkat molekuler tp nyambung banget sm Farmasi,
10) Sistem Alam
Semesta : Dosennya ganti-ganti terus jadi sulit ngapalin dosen, ujiannya ada
Pilihan bervariasi,
11) B. Inggris
: Dosennya jarang nerangin materi, tetapi langsung prakteknya, jadi lebih bermanfaat,
12) Masih belum terbiasa sm kehidupan mahasiswa yg bakal beda
bangeeet dan otomatis berpengaruh ke pola belajar,
13) Sulit manajemen waktu, merasa semua penting padahal
sebenarnya harus ada yang di prioritaskan,
14) Harus sering-sering sharing
sama temen buat dapet informasi dan gak semua temen mudah buat dimintain
informasi,
15) Kalo mau masuk unit harus ikut kaderisasi yg bermanfaat
tetapi menyita waktu, Manajemen waktu LAGIIIII !!!,
16) Mudah tergoda sm dunia yg baru, nyampe suka sedikit
melenceng dari tujuan awal.