Banyak hal yang
menjadi motivasi seseorang yang untuk melanjutkan pendidikan (formal)nya
meskipun telah memiliki pekerjaan. Di antaranya adalah tuntutan yang
bersifat administratif yang sampai sekarang masih sering dipergunakan
sebagai syarat formal peningkatan karier seseorang. Bukan hanya di
institusi pemerintahan, di swasta pun sepertinya masih ada yang
memberlakukan sistem ini. Tentu saja bukan melulu motivasi itu saja yang
mendasari seseorang ingin kuliah lagi, banyak yang memang memiliki
keinginan untuk mengecap ilmu sebanyak-banyaknya. Meningkatkan taraf
keilmuannya ataupun memperoleh ilmu/pendidikan di bidang lain yang ia
minati.
Bukan hanya selesai
pada niat atau keinginan saja, yang pasti untuk kuliah lagi itu
membutuhkan biaya tidak sedikit, inilah yang sering menjadi kendala. Ada
sih yang memang memiliki “kelebihan” atau “keberuntungan” memperoleh
beasiswa, tapi lebih banyak yang tidak berkesempatan mendapatkannya.
Sehingga keputusan untuk kuliah sembari bekerja ini secara umum dapat
terwujud ketika ada niat, dukungan (keluarga/institusi), waktu, dan
tentu saja yang itu tadi, biaya. Ketika semua itu telah memungkinkan,
maka pekerja tinggal memilih di mana ia akan berkuliah.
Satu hal yang selama
ini sering “tidak dianggap” oleh para pencari ilmu ini adalah bahwa
selama ini ada institusi pendidikan tinggi yang patut untuk dijadikan
pilihan, yaitu UNIVERSITAS TERBUKA (UT). Paradigma yang sering
tertangkap selama ini adalah , UT itu hanyalah sekolah formalitas,
sebagian besar mahasiswanya adalah para guru yang dituntut harus S-1.
Bahkan banyak candaan yang terkesan “melecehkan” bahwa kuliah di
Universitas Terbuka bisa “masuk angin”. Ter…la…lu!
Jika ada di antara
Anda yang masih menanamkan anggapan demikian, Saya sarankan untuk
meninjau ulang. Karena sebenarnya universitas ini memiliki banyak
kelebihan dan kecocokan untuk pekerja, di antaranya adalah :
1. UT berstatus Negeri
2. Hampir seluruh daerah di wilayah RI bisa mengaksesnya.
3. Biaya kuliah bisa dikatakan terjangkau/dapat disesuaikan dengan isi kantong pekerja.
4. Ilmu yang didapat bisa “tak kalah” dengan universitas lain.
UT itu negeri? Iya, tak perlu dijelaskan.
Yang tinggal di
pelosok bisa mengaksesnya? Tentu karena perwakilan/ unit yang dinamakan
UPBJJ (Unit Pelayanan Belajar Jarak Jauh) hampir di tiap kota-kota (besar) ada.
Biaya kuliah bisa
dikatakan “terjangkau” karena selain tidak terlalu mahal seperti
Universitas “mainstream”, polanya bisa disesuaikan dengan kemampuan
mahasiswa. Jadi begini, di UT itu biaya yang dikeluarkan adalah biaya
registrasi (pendaftaran), biaya semesteran, biaya SKS sesuai mata kuliah
yang diambil di semester itu (mahasiswanya sendiri yang mengaturnya,
berapa SKS/mata kuliah yang ingin dia ambil), dan pembelian buku/modul
kuliah (tak wajib). Tak mahal kok, kalau tak percaya cari saja informasi
yang lebih lengkap ke www.ut.ac.id. Untuk jenjang S-2 pun tidak terlalu mahal, meskipun tentu harus menabung dulu untuk biaya registrasinya.
Yang terpenting, untuk
bisa “sukses” kuliah di UT adalah “semangat” belajar mahasiswanya.
Karena sistem pendidikan di sana dengan kalimat yang mudah adalah
“belajar secara mandiri”. Anda bisa mengatur jam belajar sendiri di
rumah, membaca modul, belajar berkelompok, ataupun bertutorial pada
rekan yang dianggap berilmu dan memanfaatkan tutorial yang disediakan
oleh universitas ini baik offline ataupun online. Banyak cara untuk
belajar kan? Bahkan dengan pola belajar mandiri ini ilmu yang anda serap
kemungkinan akan lebih tertanam. Yang jelas, ketika tiba waktunya ujian
(biasanya hari minggu) Anda harus bisa menyelesaikannya.
Memang, mendisiplinkan
diri itu tak mudah, maka itu banyak yang “menyerah” atau “gagal”
menyelesaikan kuliah di sana. So, kalau Anda merasa mampu, bersemangat
mencari ilmu serta berdisiplin diri namun kemampuan kantong pas-pasan,
Universitas negeri yang satu ini cukup “ramah” untuk bisa menjadi
alternatif pilihan. Anda bisa lulus dari UT? Hebat, apalagi jika IP-nya
bisa mencapai 3 koma, jempol!
Apa sih yang ingin
didapat dari kuliah sambil bekerja? Ilmunya kan? Kuliah di Universitas
hebat kalau motivasi belajarnya nggak hebat juga percuma, buang biaya.
Nah, jika fakultas yang Anda jadikan tujuan bukan fakultas yang spesifik
(Teknik, Seni, dan lain-lain), tak salah untuk meliriknya.
Ilmu bisa dari mana-mana. Salam pembelajar.
Sumber : Chris Suryo, http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/23/kerja-sambil-kuliah-universitas-terbuka-cukup-"ramah"
No comments:
Post a Comment