"Integritasmu mana nak?, masa ilmu milikmu setinggi langit tapi kau tak punya integritas."
Begitulah penggalan kalimat dari seorang kakek kepada seorang
pemuda lulusan universitas terkemuka. Sang kakek tersebut ternyata
pemimpin dari perusahaan besar di suatu negara. terngiang dalam benak
kita semua suatu kata yang sudah tidak aneh lagi yaitu "Integritas".
Walau pernah mendengar tentang kata ini, tetapi tidak semua orang makna
sebenarnya dari sang Integritas yang konon menjadi penentu kualitas
seseorang di zaman modern ini.
Tak heran integritas ini menjadi salah satu tolak ukur kualitas
diri dari seorang manusia mengingat setiap orang bisa mendalami suatu
ilmu hanya dengan sekedar duduk manis di depan "kotak bercahaya" mereka
dan mengakses berbagai pengetahuan yang ada di dunia ini. Ditunjang
dengan teknologi super canggih hasil para pemikir dunia, manusia terus
meng"upgrade" dirinya menjadi manusia yang lebih baik dari generasi
sebelumnya. Kondisi inilah yang membuat manusia lupa bahwa selain ilmu
pengetahuan, perlu suatu aplikasi dan sikap yang merupakan cerminan dari
ilmunya.
Istilah integritas akhirnya digunakan oleh masyarakat sebagai suatu
istilah yang paling paling luas cakupannya untuk menjelaskan sikap
terpuji dari seseorang. Lalu sebenarnya apa hakikat dari Integritas
ini?. Secara etimologi integritas berasal dari kata integer yang
artinya bulat, penuh, tidak terpisah, utuh, satu kesatuan. Secara luas,
integritas dapat kita jabarkan sebagai suatu kesatuan batin yang utuh
sebagai hasil dari sekumpulan sikap baik (kejujuran, komitmen, dst).
Makna yang cukup mudah dimengerti secara umum, tetapi kita harus
menggali lebih dalam lagi untuk menemukan inti dari Integritas.
Menurut Steven R. Covey (Author konsep 7 habit for highly effective people)
"Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan". Mr. Covey
mengutamakan keteguhan dan konsistensi sebagai makna yang paling
mendalam dari kata "Integritas". Seseorang yang memiliki integritas
tidak mungkin kehilangan arah saat menjalankan misinya karena dia
konsisten dengan apa yang telah dia rencanakan dan yakin bahwa langkah
yang dia tempuh akan mengantarnya menuju cita-cita yang diinginkan.
Berbeda dengan Covey, Marthin Luther King Jr mendefinisikan
Integritas sebagai suatu langkah yang diambil seseorang dan langkah
tersebut dilakukan dengan benar pada waktu yang tepat. Artinya seseorang
yang memiliki integritas telah mempertimbagnkan segala kemungkinan yang
terjadi sehingga dia akan melakukan langkah yang tepat saat waktunya
tiba, bukan sekedar bergerak dengan gegabah yang nantinya mengakibatkan
kerugian yang lebih besar bagi dirinya atau lingkungannya.
Integritas yang selalu dipertanyakan di zaman sekarang ini pada
akhirnya menjadi suatu barang langka, di saat orang-orang sedang
sibuk-sibuknya melakukan kegiatan mereka kadang lupa dengan orang lain,
padahal integritas ini berkaitan dengan orang lain. Suka menyepelekan
kebutuhan orang lain menunjukkan bahwa orang tersebut tidak memiliki
integritas, namun menunjukkan orang tersebut egois dan tidak ada
seorang pun yang mau menjadi korban egoisnya seorang manusia. Mari kita
sama-sama mengevaluasi diri, apakah kita memiliki integritas atau
belum?, kalau sudah, apakah integritas kita sudah diterapkan dengan
maksimal kepada diri kita sendiri dan orang lain ? selalu introspeksi
dan evaluasi diri menjaga kita dari kekhilafan saat berhubungan dengan
orang lain dan memperbaiki kualitas diri kita.
Jadi, "Mana Integritasmu?"..... (Fahri/Kominfo)
No comments:
Post a Comment